Skandal Akutansi Thosiba dan Keuangan Syariah

Fit & Proper Test atau interview berjenjang biasa dilakukan ketika penyaringan pegawai lembaga bisnis syariah bahkan zikir pagi dan petang serta pengajian diadakan di sela – sela kesibukan para lembaga bisnis syariah. Manajemen menekankan pentingnya sholat lima waktu, puasa dan amalan lainnya serta menganjurkan sholat berjamaah walau harus mengambil waktu bekerja namun tetap saja kecurangan terjadi.

Sistem akuntansi syariah, audit syariah bahkan tata kelola syariah yang sudah ada harusnya dipakai oleh lembaga syariah dan orang – orang yang diberi amanah untuk mengawasinya seperti Dewan Pengawas Syariah, Dewan Syariah Nasional-MUI dan Otoritas Jasa Keuangan harus mempunyai kemampuan untuk menjalankan otoritasnya.

Lembaga – lembaga ini juga harus berani berkata tegas kepada investor lembaga bisnis syariah untuk tidak mengejar keuntungan semata.Peranan masyarakat umum juga penting yang harus senantiasa memberikan masukan, kritik yang membangun dan menjadikan lingkungan kondusif bagi lembaga syariah untuk tumbuh dengan baik di Indonesia.

Terakhir, untuk seruan kepada akuntan dan auditor, para pelaku bisnis syariah dan para penggiat pendidikan juga kepada diri saya sendiri; harta adalah titipan, kesenangan dunia adalah sementara, dunia adalah permainan dan senda gurau (lihat Surat Al-Ankabuut (29):64), kesenangan itu memperdayakan kita (lihat Surat Ali Imran (3): 185); kesenangan itu terbatas dan sementara (lihat Surat Ali Imran (3): 197); dan sebuah hadith Rasulullah SAW bersabda, “Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau musafir.” (HR Bukhari dari Ibnu Umar dalam Hadith Arba’in Imam Nawawi).Wallahu’alam bissawaf.

*) Dr. Murniati Mukhlisin, M.AccadalahDosen Senior STEI Tazkia, Indonesia/KonsultanSakinah Finance, UK