Dua orang staf pengajar dari Universitas Muhammadyah Yogyakarta (UMY) sedang berkunjung untuk program “sabatical leave” di Inggris. Profesor Muhammad Akhyar Adnan, salah satu dosen Akuntansi Syariah di UMY memilih University of Glasgow untuk merampungkan dan menyiapkan hasil risetnya yang mengangkat konsep rumah makan Padang dengan keunikan sistem bisnisnya yang berbasis kemitraan (musyarakah).
Sedangkan Dr. Indah Fatmawati, dosen Manajemen UMY menjalankan risetnya di University of Strathclyde yang bertajuk marketing syariah. Kedua dosen tersebut diterima dengan baik oleh mitra riset di universitas terkait.
Program pengembangan riset dosen selama sebulan sejenis ini perlu ditingkatkan dari waktu ke waktu. Dengan beban mengajar dosen yang cukup banyak, bisa hingga 12 sks atau lebih perminggu menjadikan dosen sulit fokus terhadap riset. Belum lagi panggilan mengajar di universitas lain. Sehingga dosen perlu diistirahatkan sejenak untuk fokus pada risetnya sehingga layak dipublikasi.
Menjalankan riset adalah sebuah tantangan karena memerlukan waktu, biaya dan fasilitas. Di Inggris, pengembangan riset dosen adalah wajib dan harus dipublikasikan minimal dua hasil riset di jurnal internasional yang terindeks baik atau mendapat ranking tinggi dalam rentang waktu lima tahun. Hal ini termaktub dalam “Research Excellence Framework” di setiap fakultas/universitas yang harus disepakati ketika hari pertama dosen bergabung.
Untuk itu dosen diberikan fasilitas akses ke berbagai jurnal internasional, riset grant, dan bantuan biaya pergi konferensi. Untuk dosen baru kewajiban mengajar berkisar 1-3 jam perminggu dan kewajiban masuk kantor sekitar 3 jam perminggu. Namun sanksinya cukup berat jika dosen terkait tidak bisa memenuhi target publikasi yang ditetapkan seperti sanksi diturunkan status dosennya atau dikeluarkan dari universitas.
Untuk dosen business school misalnya para dosen wajib memiliki dua publikasi di Association of Business School dengan ranking 3 atau 4 bintang. Sedangkan di Indonesia cukup hanya masuk jurnal terindeks Scopus, yang dalam hal ini tidak diakui di Inggris karena belum tentu berbintang 3, jelas Dr. Murniati Mukhlisin, M.Acc, dosen STEI Tazkia yang juga alumni University of Glasgow.
Muhammad Akhyar Adnan hari Minggu, 27 September berkesempatan membentangkan hasil riset sementaranya di Essex Business School, University of Essex, Colchester di hadapan dosen dan mahasiswa asal Indonesia di sana. “Kesempatan membentangkan hasil riset dan mendapatkan tanggapan dari peserta yang hadir sangat diperlukan untuk pengayaan riset saya sehingga dapat layak dipublikasi” ujar Adnan. Program diskusi ilmiah sejenis ini termasuk juga kajian Islam cukup rutin diadakan oleh PPI-Essex dan KIBAR-Colchester.
Diharapkan para pembuat kebijakan dalam bidang pendidikan dapat menyusun langkah – langkah strategis untuk pengembangan dosen dalam mengemban tugas tridharma pendidikan yaitu mengajar, menjalankan riset dan pemberdayaan masyarakat.
Jika dosennya berkualitas, mutu perguruan tinggi juga akan terangkat dan lebih banyak dapat melahirkan lulusan yang mempunyai kompetensi andalan.
Penulisan riset dan publikasi jurnal ilmiah kelas papan atas dalam bidang ekonomi dan keuangan syariah masih sangat minim maka dari itu perlu mendapatkan perhatian khusus. Hasil riset yang berbobot tentunya dapat digunakan para penggerak entitas syariah sebagai referensi untuk perbaikan ke depannya. Pada akhirnya hal tersebut akan membantu akselarasi perkembangan entitas syariah seperti lembaga zakat, bisnis syariah, marketing syariah, hotel syariah, bank syariah, asuransi syariah, pasar modal syariah dan lain sebagainya.