Tahun 2019 merupakan tahun yang penuh dinamika bagi keuangan keluarga Indonesia dan Sakinah Finance.
Target-target kami seperti menyelesaikan seri buku Sakinah Finance, mengisi pelatihan dan menyiapkan riset keuangan syariah sudah tercapai. Tahun 2019 juga menjadi geliat awal Sakinah Finance mengembangkan bisnis yang sudah dirintis sejak anak-anak kami masih kecil, yaitu sejak tahun 2007 lalu, dilanjutkan hingga ke Inggris dari 2011 hingga 2017. Bisnis anak-anak ini membawa misi untuk menyediakan makanan dan produk-produk yang halal dan thayib yang berlokasi di kantor Sakinah Finance, Ruko Pasar Bersih Sentul City, dengan nama “Tamanni Shop”.
Tahun 2020 nanti keluarga besar Sakinah Finance memiliki komitmen untuk terus berbagi dan berdakwah Literasi Keuangan Keluarga Syariah supaya keluarga Indonesia lebih bijak mengelola keuangannya, tiadk berorientasi hanya pada financial freedom atau materi keduniaan saja. Selain komitmen yang kami bangun untuk terus berbagi Keuangan Keluarga Syariah, tentu ada tren-tren yang diprediksi akan muncul di tahun mendatang. Ditambah pengaruh-pengaruh dari digitalisasi yang sudah tidak dapat dihindari lagi diharapkan akan membuat tren pengelolaan semakin efisien dan efektif serta terkoordinasi dengan baik dengan semua anggota keluarga.
Pelatihan ToT Menyiapkan Narasumber Literasi Keuangan Keluarga Syariah
Selama tahun 2019 kami menyelesaikan 8 acara training for trainers (TFT) dengan jumlah 117 alumni berasal dari berbagai daerah di Indonesia termasuk Malaysia. Acara ini bertujuan untuk menyiapkan narasumber-narasumber yang mumpuni dan paham tentang konsep pengelolaan keuangan keluarga secara Islami. Tema yang diusung antara lain Klinik Bisnis untuk Anak; Persiapan Pernikahan; Perhitungan Zakat; Bisnis dan Waris; Hutang Piutang; Akad – Akad Bisnis Syariah; Sengketa Rumah Tangga. Ada beberapa pembicara tamu yang juga meramaikan pelatihan yang berkisar 8 hingga 11 jam ini, sehingga memperkaya pengetahuan selama ToT agar lebih aktual dan update dengan isu-isu terkini.
Untuk tahun 2020 kami masih akan terus melanjutkan ToT ini dengan harapan semakin banyak calon-calon narasumber yang siap ikut mendakwahkan literasi keuangan keluarga syariah nantinya. Selain isu-isu yang ada di keluarga-keluarga Indonesia, kami juga akan mencoba melihat lebih dalam bagaimana pengelolaan keuangan keluarga yang tidak berada di Indonesia. Sesuai dengan pengalaman kami ketika melanjutkan studi dan kerja di Malaysia selama 10 tahun dan di Inggris selama 6 tahun juga pengalaman ketika mengisi seminar-seminar Sakinah Finance di 20 negara, dengan jumlah peserta hingga hari ini sebanyak 11,007 orang.
Riset Literasi Individu Dan Keuangan Syariah Dengan KNKS
Komite Nasional Keuangan Syariah membawa angin segar untuk pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. KNKS telah menjadi fasilitator untuk semua pemangku kepentingan yang memiliki peran aktif dalam mengembangkan sektor-sektor industri halal termasuk ekonomi dan keuangan syariah baik di Indonesia maupun di luar negeri. Tidak berhenti sampai disana, KNKS juga memiliki program edukasi dan riset mengenai ekonomi dan keuangan yariah yang salah satunya linear dengan visi misi kami.
Pada tahun 2019, kami melanjutkan kerjasama dengan beberapa lembaga seperti Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia, industri ekonomi dan keuangan syariah dan juga KNKS. Literasi akan pengelolaan keuangan individu dan keluarga secara Islami masih menjadi hal yang tidak umum diketahui oleh keluarga-keluarga di Indonesia. Sehingga pengembangan-pengembangan melalui riset menjadi hal yang penting untuk dilakukan sebagai fondasi awal untuk mengembangkan Literasi Keuangan Syariah ke depannya. Pada tahun 2020, Sakinah Finance siap meluncurkan aplikasi keuangan keluarga berbasis android dan market aggregator dengan platform website.
Ada 164 perusahaan FinTech yang terdaftar di OJK, 12 di antaranya adalah FinTech Islam Click To TweetAncaman Keluarga
Beberapa tahun belakangan ini gerakan-gerakan yang mendukung ekonomi syariah ditambah semangat umat Islam yang sedang meningkat di Indonesia. Tetapi tingginya semangat dan dukungan yang diberikan oleh umat Islam dapat menjadi celah untuk dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dengan meng-atasnamakan produk syariah. Semua hal yang dilabeli syariah bisa jadi lebih mudah terjual alias jadi bahan tipu-tipu syariah.
Memanfaatkan loyalitas dan semangat umat Islam tersebut oknum yang tidak bertanggung jawab menggunakan label syariah hanya dengan maksud untuk memudahkan produknya terjual. Padahal, produknya sendiri belum memenuhi prinsip-prinsip syariah. Dibalik semangat untuk mengembangkan ekonomi syariah kita mungkin bisa menjadi lalai dan tidak menganalisa sebuah produk. Oleh karena itu penting untuk mengetahui dan paham tentang akad-akad dan prinsip-prinsip syariah.
Kami pernah menyinggung pada outlook di tahun 2018 bagaimana digitalisasi akan sangat berdampak pada pergeseran metode transaksi di masa-masa mendatang. Dalam waktu dua tahun saja hal tersebut sudah terbukti bahkan lebih cepat dari perkiraan kami di tahun sebelumnya. Per tanggal 26 Desember 2019, ada 164 perusahaan FinTech yang terdaftar di OJK, 12 diantaranya adalah FinTech yang berbasis syariah. Digitalisasi memang suatu hal yang dibutuhkan oleh masyarakat saat ini untuk memberikan kemudahan transaksi-transaksi yang dilakukan setiap harinya. Karena tingginya permintaan akan simplifikasi transaksi inilah yang membuat banyak transaksi jual beli hingga produk-produk pembiayaan ditawarkan secara online. Kita pernah mendengar kasus-kasus penipuan pinjaman online yang membuat korbannya harus membayar bunga berkali-kali lipat dari pokoknya.
Tantangan terbesar ekonomi dan keuangan Islam khususnya keuangan adalah inklusivitas Click To Tweet
Keuangan Syariah Untuk Semua
Tantangan terbesar yang dihadapi ekonomi dan keuangan syariah khususnya keuangan adalah inklusivitas. Sebagai salah satu agama mayoritas dan memiliki konsep rahmatan lil alamin yang artinya rahmat untuk alam semesta (untuk semua makhluk), idealnya ekonomi dan keuangan syariah ini akan mudah untuk dikembangkan. Faktanya tidak semudah membalikkan telapak tangan, tantangan untuk membuka jalan dan memperlihatkan bahwa pengelolaan keuangan secara kaaffah bisa menjadi solusi untuk pengelolaan keuangan konvensional yang masih menghadapi banyak tantangan.
Saat ini buah yang dipetik dari ekonomi dan keuangan syariah sudah banyak dinikmati oleh pemeluk kepercayaan selain Islam dan oleh negara di mana masyarakat Muslim sangat minoritas. Harapannya, di tahun 2020 nanti, semakin banyak keluarga Indonesia (termasuk juga yang bukan Muslim) yang mengelola keuangannya dengan sistem syariah sehingga dapat memberikan manfaat bagi yang lain karena keluarga – keluarga itu akan semakin hidup bersih, bebas korupsi, bersemangat, berwawasan dan ikhlas berbagi yang akhirnya sejahtera, rukun bahagia dan berkah. Wallahu a’lam bis-shawaab. Salam Sakinah!