Pertemuan antara konsorsium sejumlah universitas di Skotlandia dengan Duta Besar RI untuk Britania Raya dan Irlandia Utara dihadiri juga oleh segenap staf kedutaan dan perwakilan mahasiswa yang belajar di Skotlandia berlangsung di Edinburgh, ibukota Skotlandia, United Kingdom 24 Oktober yang lalu.
Acara ini dilaksanakan untuk menindaklanjuti kunjungan 12 universitas dari 19 institusi perguruan tinggi di Skotlandia ke 5 kota di Indonesia September lalu, yang merupakan inisiatif pertama dicanangkan oleh Scottish Development International, Universities Scotland dengan British Council. Duta Besar, T.M. Hamzah Tayeb memberikan kata pembuka bahwa acara pertemuan ini sangat baik mengingat sudah saatnya mempererat kembali hubungan kerjasama antara Indonesia dan Skotlandia melalui bidang pendidikan, sektor perdagangan, dan budaya.
Hamzah mengungkapkan bahwa diperlukan program pertukaran pelajar dan dosen dalam waktu dekat karena banyaknya persamaan industri dan bidang yang sedang digarap seperti bidang minyak dan gas, transportasi, budaya, dan pariwisata.
Saat ini ada sekitar 150 mahasiswa asal Indonesia yang melaksanakan studi di Skotlandia dan populasi terbesar berpusat di Glasgow. “Gelar ambasador yang sebenarnya ditujukan kepada para mahasiswa yang belajar di masing – masing universitas untuk menunjukan ke-Indonesian dan mempromosikan Indonesia ke pihak luar” himbau Duta Besar.
Hal ini sesuai dengan rangkaian program yang sedang dipromosikan oleh pihak kedutaan yaitu memberikan kesempatan untuk belajar bahasa Indonesia di kantor kedutaan di London, program 2013 Indonesian Arts and Culture Scholarship, Darmasiswa RI Scholarship for foreign students, and Essay Competition untuk memenangkan tiket pulang pergi ke Indonesia.
Professor Nigel Seaton sebagai pemimpin konsorsium mengatakan bahwa kunjungan konsorsium universitas ke Indonesia akan dilakukan lagi dalam waktu dekat karena melihat potensi yang ada. Adapun program pertukaran yang diharapkan akan ditindaklanjuti oleh masing – masing universitas.
Dalam kesempatan ini, Nigel meminta semua perwakilan mahasiswa memberikan alasan dan pengalaman mengapa memilih Skotlandia sebagai tujuan studi. Beberapa mahasiswa mengungkapkan bahwa spesialisasi jurusan yang tidak dimiliki kota lain, ramahnya warga lokal Skotlandia, lingkungan yang nyaman untuk keluarga, dan reputasi beberapa universitas yang sangat baik.
“Islamic finance termasuk salah satu bidang yang seharusnya mendapat perhatian khusus oleh universitas di Skotlandia, mengingat bahwa semakin banyaknya ketertarikan mahasiwa Indonesia untuk belajar dalam bidang tersebut namun masih kurangnya jumlah staf pengajar di Skotlandia”.
Secara keseluruhan, seluruh mahasiswa merasa nyaman dengan pelayanan akademis yang diberikan, pengajar yang sangat perhatian dan fasilitas kampus yang disediakan. Bagi Auditya Brilliant, Ketua PPI Glasgow, universitas yang dia pilih memberikan banyak pilihan untuk bidang kekhususan, seperti yang dijalankan saat ini yaitu dalam bidang Risk Management.
Murniati, mahasiswi PhD Akuntansi Islam dari University of Glasgow, mengharapkan akan lebih banyak lagi program promosi dan kerjasama di kedua belah pihak dan mahasiswa yang masih aktif belajar dapat menjadi salah satu pusat informasi. Murniati berpendapat, Islamic finance termasuk salah satu bidang yang seharusnya mendapat perhatian khusus oleh universitas di Skotlandia, mengingat bahwa semakin banyaknya ketertarikan mahasiwa Indonesia untuk belajar dalam bidang tersebut namun masih kurangnya jumlah staf pengajar di Skotlandia.
Oleh:
Murniati Mukhlisin (Mahasiswa S3, University of Glasgow/Staf Pengajar STEI Tazkia/Kibar Glasgow)
Moch. Auditya Brilliant (Mahasiswa S2, Glasgow Caledonian University/Ketua PPI Glasgow)