Sakinah Finance Gelar Pelatihan di Istanbul

Sakinah Finance adalah sebuah judul buku yang ditulis oleh pasangan suami istri, Luqyan Tamanni dan Murniati Mukhlisin. Keduanya adalah dosen senior dan konsultan di Tazkia, Jakarta yang saat ini sedang menjalankan S3 dan riset bidang keuangan syariah di University of Glasgow, Skotlandia, Inggris.

Setelah mendapatkan sambutan baik dari para pembaca, kedua penulis ini mengadakan pelatihan berdasarkan buku tersebut di beberapa kota di Indonesia, Inggris, Jepang, UAE, USA, dan Kanada, kepada sekitar 1,800 peserta yang umumnya adalah warga negara RI.

Adapun latar belakang peserta cukup beragam mulai dari pelajar, mahasiswa, pekerja domestik, karyawan swasta dan sipil, guru dan dosen, serta ekspat dan pengusaha. Dari segi usia, pelatihan juga diberikan dalam dua kategori usia yaitu dewasa dan anak-anak.

Belum lama ini, Murniati Mukhlisin mengadakan pelatihan di Istanbul, Turki, di hadapan segenap mahasiswa di Istanbul yang kuliah di beberapa universitas seperti Istanbul University, Marmara University, Istanbul Technical University, Mustafa Germirli Anadolu Imam Hatip Lisesi, dan Istanbul Aydin University.

Kali ini, para peserta yang kebanyakan masih berstatus lajang banyak menanyakan bagaimana caranya supaya dapat menjalankan manajemen keuangan keluarga saat sebelum menikah. Tak kalah maraknya, ketika menanyakan bagaimana mengelola uang beasiswa minim selama studi di Istanbul.

Menurut Anita Desiani, mahasiswa S3 dari Istanbul Technical University yang aktif dalam kegiatan-kegiatan Persatuan Pelajar Indonesia Istanbul mengatakan bahwa pelatihan praktikal sejenis ini harus banyak diberikan kepada mahasiswa-mahasiswa di Istanbul karena dapat memberikan panduan untuk menjalan kehidupan mereka di sini dan ketika mereka kembali ke Indonesia kelak.

Murniati kepada wartawan mengatakan bahwa keuangan syariah makin tumbuh pesat di Turki yang dapat juga menjadi studi kasus yang dapat dipelajari mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang sedang berada di Turki saat ini. Ketika pulang, mereka dapat memberikan sumbang saran bagi pengembangan keuangan syariah di tanah air.

“Walaupun perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia lebih berkembang dibandingkan di Turki, namun belajar dari pengalaman negara lain makin menjadikan industri kita makin kompetitif” ujar Murniati.

Menurut World Islamic Banking Competitiveness Report 2013-2014 yang dikeluarkan oleh Ernst Young tahun 2013, ada empat bank syariah yang dikenal dengan Participant Bank di Turki ini dengan aset berjumlah USD 39 milyar dan diprediksi tumbuh hingga USD121 milyar tahun 2018.

Adapun menurut Edbiz Consulting pada 2013, dari pegi perkembangan industri keuangan syariah secara keseluruhan, Turki menduduki peringkat 14 pada tahun 2011 dan 2012, dan naik menjadi peringkat 13 dan 12 pada tahun 2013 dan 2014 dari 42 negara yang dirangking.

Menganggapnya sebagai posisi strategis, Bank Dunia untuk pertama kalinya telah membuka sebuah pusat keuangan syariah di Borsa Istanbul tahun lalu.