Antisipasi Risiko Keuangan Syariah Makin Diperhatikan

Dua peneliti Indonesia sumbang pemikiran tentang manajemen risiko keuangan syariah pada konferensi internasional yang diadakan Islamic Development Bank (IDB).

risiko keuangan syariah
Para peserta konferensi berfoto bersama. Foto: Murniati Mukhlisin

Berlatar lokasi kegemilangan Dinasti Ottoman, Istanbul, Turki,  Islamic Development Bank kembali menggelar konferensi tingkat internasional khusus membahas tentang risiko perbankan syariah dan keuangan syariah umumnya. Ini  adalah kali keenam konferensi serupa selama dua belas tahun terahir.

Adapun tema umum yang diangkat tahun ini adalah “Risk Management, Regulation and Supervision” mencakupi beberapa sub tema yaitu Basel 3 and Islamic Finance, Overarching issues in Risk Management, Regulation an Supervisio, Risk management instruments and modelling in risk analysis, Pricing and risk quantification, Factors influencing risk management in Islamic banking, Recent findings and thoughts in risk management.

Indonesia kali ini diwakili oleh Bank Indonesia dan Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Tazkia. Murniati Mukhlisin, kandidat doctor bidang Akuntansi Islam dari University of Glasgow, Scotland, United Kingdom, yang mewakili Tazkia kali ini membentangkan risetnya mengenai kinerja arsitektur keuangan syariah internasional dan dampaknya terhadap standardisasi laporan keuangan syariah. Menurut Murniati, ada beberapa temuan mengenai institusi di bawah arsitektur keuangan syariah internasional saat ini yaitu kurangnya komunikasi, kerjasama, dan tingginya ego masing – masing institusi.

risiko keuangan syariah
Dua pentliti Indonesia, Yulizar D. Sanrego dan Murniati Mukhlisin berbicara pada The 6 International Conference on Islamic Banking and Finance (ICIBF), Istanbul Turki. Foto: Murniati Mukhlisin

“Institusi seperti Zakat dan Wakaf pun belum disejajarkan peranannya padahal LKS perlu bersinergi dengan baik. Saya berpendapat kita memerlukan sebuah cetak biru yang memetakan semuanya serta menggambarkan perencanaan arsitektur ini ke depannya. Jika ini dibuat dan dilaksanakan, inshaAllah dapat memitigasi berbagai macam risiko apalagi jika standardisasi laporan keuangan bagi lembaga keuangan syariah di dunia ini dapat segera dirampungkan, untuk dijadikan rujukan jelas bagi segenap institusi keuangan syariah yang ada” ujar Murniati.

Arsitektur Keuangan Syariah Indonesia (AKSI) sudah dicetuskan oleh Direktorat Perbankan Syariah, Bank Indonesia tahun 2008 yang lalu dan sekarang masih dalam pipeline. Seiring berjalan, saat ini Bappenas sedang mengadakan survei untuk mempelajari permasalahan yang dihadapi oleh industri keuangan syariah yang kelak akan digunakan sebagai masukan pembuatan arsitektur tersebut.

Sementara itu, Dr. Yulizar Djamaluddin Sanrego, M.Ec yang juga mewakili Tazkia mengangkat isu tentang sekuritas Repo Syariah sebagai solusi bagi manajemen likuiditas bank syariah. Menurutnya beberapa studi menunjukan bahwa sekuritas jenis ini sesuai dengan prinsip syariah, namun perlu dibuat kajian yang lebih mendetail lagi.

risiko keuangan syariah
Peneliti Indonesia, Murniati Mukhlisin berbicara pada The 6 International Conference on Islamic Banking and Finance (ICIBF), Istanbul Turki. Foto: Murniati Mukhlisin

Kontributor: Murniati Mukhlisin adalah Mahasiswi S3 di University of Glasgow, Skotlandia, Inggris/Penerima Beasiswa Diktis, Kementerian Agama Republik Indonesia